POLISI MITRA MASYARAKAT

MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKAT

POLICE MOVIE FESTIVAL 2

Police Movie Festval 2. 13 Juni 2015. Jakarta

PAMERAN TEKNOLOGI KEPOLISIAN

Pameran Teknologi Ilmu Kepolisian Dalam Rangka Dies Nalatis STIK-PTIK Ke-69, Jl. Tirtayasa Raya 6 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

PEMUDIK SEPEDA MOTOR WAJIB ISTIRAHAT DI CHECK POINT

Korps Lalu Lintas Polri telah menyiapkan posko-posko yang menjadi check point bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor.

RAMADHAN 1436 H

Bila semua BULAN yaitu NODA maka RAMADHAN lah pemutihnya, MOHON MAAF LAHIR serta BATHIN, SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

Kamis, 23 April 2015

10 BESAR PESERTA LOMBA KOMIK POLISI 2015

Selamat untuk para pemenang

Lomba Komik Polisi 2015

Juara 1 “Pilihan”
Karya: Tata Nuari
Tata nuria Juara pertama komik polisi 2015

Juara 2 “Dedikasi”
Karya: Nana Naung
Nana Maulana Juara Kedua komik polisi 2015
Juara 3 ”Idealisme Sudut Pandang”
Karya: Dewandaru Indrawan
Dewandaru Indrawan  Juara Ketiga komik polisi 2015
Juara 4 ”Balada Pak Polisi”
karya: Vyolita Murtika
Kadek Vyolita MPS  Juara Keempat komik polisi 2015

Para pemenang berhak untuk mendapatkan hadiah dan akan segera dikonfirmasi oleh panitia perihal penyerahan hadiah.

Selamat kepada pemenang lomba dan kami ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang sudah berpartisipasi di dalam acara ini. Kami segenap penyelenggara Lomba, Panitia dan semua yang terlibat membantu jalannya lomba mohon maaf sebesar – besarnya jika ada kesalahan. Maju terus Kepolisian Republik Indonesia, Maju terus Komikus Indonesia.agar bangkit komik-komik keren di indonesia 

10 Besar Lomba Komik Polisi 2015


5. “Helm Cantik”
karya: Faisal AS
Faisal Abdul Salam komik polisi 2015
6. “Perdamaian Abadi”
karya: Shava Nuansa
Shava Nuansa komik polisi 2015
7. “Yakin”
karya: Ahmad Kuncoro
Akhmad Kuncoro komik polisi 2015
8. “Harus Dijaga”
karya: iif Rifaat Abdullah
Iif Rif'at Abdullah komik polisi 2015
9. “Hujan Polwan”
karya Zaenal Martian
Zamal Martian komik polisi 2015
10. “Polisi Juga Manusia”
karya Eko Cornelis
Cornelis komik polisi 2015
Untuk karya – karya kalian yang ikut serta dalam lomba komik polisi 2015 akan kami publish diWebsite kami dan kami panitia akan membuatnya menjadi  sebuah buku komik. 

Comming Soon

Police Movie Festival II

Jumat, 17 April 2015

7 KEBIASAAN YANG TURUNKAN RESIKO ALZHEIMER

pola hidup sehat turunkan demensia1. Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga dan Olahraga Harian

Sebuah studi dalam jurnal Neurology menunjukkan bahwa aktivitas sederhana seperti memasak, bersih-bersih dan mencuci piring seringkali dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer, bahkan diantara orang-orang yang berusia 80 tahun ke atas.

Peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang paling rajin melakukan aktivitas harian di bawah 10 persen berisiko dua kali terserang penyakit Alzheimer dibandingkan dengan orang-orang yang aktivitas hariannya di atas 10 persen.


Hasilnya juga lebih terlihat ketika peneliti mengevaluasi intensitas aktivitas fisiknya. Orang yang intensitas aktivitas fisiknya di bawah 10 persen cenderung tiga kali terserang penyakit Alzheimer dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisiknya di atas 10 persen.





2. Berbicara dengan Dua Bahasa

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Trends in Cognitive Sciences, berbicara dalam bilingual (dua bahasa) dapat memperkuat kemampuan otak dan melindunginya dari demensia.

HuffPost Canada Living pun menjelaskan alasannya: Proses antisipasi saat kita harus berbicara salah satu dari dua bahasa pada waktu tertentu memaksa otak untuk terus berjalan dan hasilnya akan membentuk sebuah pengalaman yang membantu menghindari konflik mental saat menghadapi bahasa-bahasa tersebut.


"Hal ini lebih mirip sebuah tangki cadangan di dalam mobil. Bila Anda kehabisan bahan bakar, Anda masih bisa terus berjalan karena ada sedikit bahan bakar dalam tangki cadangan," kata peneliti Dr. Ellen Bialystok.



3. Mengkonsumsi Kurkumin (Kunyit)

Penelitian pada lalat menunjukkan bahwa kandungan utama dalam kunyit yang disebut kurkumin memiliki kekuatan untuk melawan Alzheimer.

Sebuah studi dalam jurnal PLos ONE pun menunjukkan bahwa kurkumin bekerja dengan mengurangi jumlah oligomer yang bertindak sebagai "pelopor" pembentukan plak amiloid di otak.


Studi sebelumnya dalam jurnal Annals of Indian Academy of Neurology juga mendiskusikan efek kurkumin terhadap Alzheimer.


Peneliti menulis: Kurkumin yang memiliki berbagai efek seperti menurunkan plak beta-amiloid, menunda degradasi neuron, anti-peradangan, antioksidan dan penurunan pembentukan mikroglia dapat memperbaiki kerusakan memori pada pasien Alzheimer.



4. Mengisi Teka-Teki Silang

Sebuah studi dalam jurnal BMC Medicine mengungkapkan bahwa mengisi teka-teki silang dan bermain games setiap hari bisa menangkal penurunan mental, terutama akibat Alzheimer.


Peneliti dari University of Erlangen juga melakukan studi pada sejumlah pasien demensia di panti jompo dan meminta partisipan untuk melakukan olahraga seperti bowling dan mengisi teka-teki silang bersama. Partisipan juga diminta menghabiskan waktu untuk membuat perkakas kayu dan berkebun.


Hasilnya, peneliti menemukan bahwa seluruh aktivitas tersebut memberi efek yang sama pada fungsi otak partisipan dibandingkan dengan obat-obatan demensia biasa.



Studi lainnya dalam jurnal Archives of Neurology menunjukkan bahwa membaca dalam waktu lama dan bermain games dapat menurunkan kadar beta amiloid dalam otak yang dianggap sebagai "ciri khas" dari Alzheimer.



"Tetap aktif secara kognitif seumur hidup dapat mengurangi risiko Alzheimer dengan mencegah akumulasi penyakit yang berkaitan dengan Alzheimer," ungkap peneliti Susan Landau dari Helen Wills Neuroscience Institute, University of California, Berkeley.


5. Jalan Kaki

Lansia yang berjalan kaki 6-9 mil perminggu dapat menurunkan risiko demensia dan masalah fungsi otak lainnya yang mungkin terjadi padanya.

Sebuah studi pada 2009 dalam jurnal Neurology yang melibatkan 299 orang yang rata-rata berusia 78 tahun menemukan bahwa orang yang berjalan paling banyak dalam studi ini (6-9 mil perminggu) berisiko terserang masalah otak lebih kecil daripada orang yang berjalan paling sedikit dalam studi ini.


Studi lain pada 2007 dan dipublikasikan dalam jurnal Neurology juga menunjukkan bahwa orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas dan rutin berolahraga mengalami penurunan risiko demensia vaskular. Penelitian itu sendiri melibatkan 749 orang.



6. Makan Ikan dan Kacang

Penelitian dari Columbia University Medical Center menemukan bahwa makan diet tinggi asam lemak omega 3 seperti ikan, kacang dan ayam menyebabkan penurunan kadar protein beta-amiloid yang biasa dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology tersebut melibatkan 1.219 orang berusia 65 tahun ke atas yang tidak mengidap demensia. Peneliti pun menemukan bahwa semakin tinggi konsumsi asam lemak omega 3 maka semakin rendah kandungan beta-amiloid di dalam darahnya.


7. Minum Teh Hijau

Menurut penelitian dari Newcastle University, minuman hijau yang menyegarkan itu bisa memberi kekuatan untuk melawan penyakit Alzheimer.

"Ketika teh hijau dicerna oleh enzim di dalam usus, senyawa kimia yang dihasilkannya memberi efek perlindungan sekaligus lebih efektif melawan pemicu utama Alzheimer dibandingkan dengan teh yang tidak tercerna.

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF



IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
SEBAGAI PARADIGMA BARU PADA ERA POLISI SIPIL

BAB I
PENDAHULUAN


1.                  Latar Belakang.

Perubahan paradigma sebagai konsekuensi perubahan yang diterapkan masyarakat melalui gerakan reformasi, juga telah memberikan dampak positif terhadap perubahan organisasi Polri untuk menjadi  Polisi Sipil sebagai paradigma baru. Perubahan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi  gaya kepemimpinan seorang pimpinan Polri atau  setiap anggota Polri khususnya bila berhadapan dengan masyarakat.

Untuk mewujudkan kepemimpinan partisipatif pada era Polisi Sipil sebagai paradigma baru diperlukan kedekatan pimpinan dengan bawahan sebagai mitra kerja.    Dengan demikian keinginan dan harapan bawahan untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan dapat terakomodasi dengan baik.

Oleh sebab itu diperlukan  kepemimpinan partisipatif pada era polisi sipil ini yang sudah menjadi tuntutan organisasi /bawahan/staf sebagai paradigma baru Polri. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat pelaksanaan tugas Polri tidak lagi melalui pendekatan kekuasaan akan tetapi harus melalui pendekataan pelayanan untuk mewujudkan Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan internal.
Proses pelaksanaan Kepemimpinan di tubuh Polri baik ditinjau dari aspek struktural, instrumental maupun kultural memerlukan suatu kesabaran, kepercayaan diri, keyakinan dan partisipasi dari seluruh unsur masyarakat, menyikapi hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi Polri untuk mengambil langkah-langkah strategik serta melakukan upaya nyata guna menghadapi setiap tantangan tugas ke depan yang semakin berat agar Polri dipercaya masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

2.                  Polisi Sipil sebagai Paradigma Baru.
Paradigma baru Polri merupakan salah satu realisasi tuntutan reformasi dalam rangka menuju terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, yang ditandai dengan terselenggaranya pemerintahan yang transparan, akuntabilitas, menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia.   Paradigma baru Polri adalah terwujudnya Polisi sipil (Civilian Police) yang merupakan paradigma sesuai dengan tuntutan masyarakat di era reformasi dan relevan dengan harapan masyarakat serta tepat digunakan saat ini dan dimasa yang akan datang.  Polisi Sipil merupakan salah satu paradigma baru yang dilahirkan dari proses reformasi  yang sedang dibangun di negara kita.
Secara keseluruhan sebenarnya reformasi Polri sudah berjalan cukup baik dan dapat dikatakan hampir berhasil, namun keberhasilan tersebut masih bersifat subjektif, artinya masyarakat masih menilai banyak kekurangan dalam hal pelayanan publik. Untuk lebih meningkatkan tingkat keberhasilan tersebut perlu dilakukan upaya pembenahan di berbagai aspek terutama reformasi di bidang instrumental.
Dalam konteks perubahan paradigma baru Polri, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah perubahan aspek instrumental, dimana saat ini masih ditemukan kelemahan-kelemahan dalam tata laksana kinerja Polri, karena sistem manajemen perundang-undangan yang sudah sesuai lagi, sehingga masih terjadi tarik ulur kewenangan.
Terkait reformasi pada aspek instrumental, Polri tengah berupaya melakukan pembenahan dalam menyusun perundang-undangan guna menunjang pelaksanaan tugas dan pedoman kerja Polri sampai pada tataran operasional taktik dan teknik profesi kepolisian.
Sejak terpisahannya Polri dari TNI, reformasi internal Polri terus dilakukan mulai dari perubahan aspek struktural, instrumental maupun kultural, namun pada pelaksanaannya tidak mudah untuk diimplementasikan, karena selain akan menghadapi berbagi macam kendala Polri juga harus membenahi dan menata kembali perangkat-perangkat pendukung lainnya secara mendasar dari mulai penataan sumber daya manusia, sistem perundang-undangan sampai kepada sistem dan metode termasuk di dalamnya struktur organisasi dan kedudukan.
Sosok Polisi sipil adalah tokoh masyarakat yang harus tetap menggambarkan sebagaimana yang diharapkan masyarakat tentang dirinya, gambaran tersebut bahwa Polisi adalah seorang yang jujur, berinteraksi, rajin dan berkualitas.  Yang menjadi paradigma baru Polri adalah Polisi Sipil dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • Menjunjung tinggi HAM
  • Menjunjung tinggi demokrasi.
  • Pelaksanaan supremasi hukum secara tegas dan konsekwen.
  • Adanya transparansi dalam pelaksanaan tugas.
  • Terlaksananya akuntabilitas sebagai tolok ukur penentuan keberhasilan pelaksanaan tugas.
  • Adanya pengamalan prinsip protogonis yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.
  • Kemandirian Polri yang tidak diintervensi oleh pihak manapun.
  • Sebagai pelindung, pelayan, pengayoman dan pembimbing masyarakat.
  • Sebagai penegak hukum dan menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
3.                     Kepemimpinan Partisipatif  pada era polisi sipil.

Kepemimpinan merupakan aktifitas, kegiatan dan peran serta seorang pimpinan dalam mengaplikasikan gaya kepemimpinannya dalam mengelola suatu organisasi.   Kepemimpinan tidak terlepas dari sikap dan prilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai sebagai seorang pemimpin yang harus dimiliki yaitu :
a.                   Integritas pribadi (Integrity).
Nilai kepribadian yang mempunyai watak untuk berbuat yang benar dan bertanggung jawab.
b.                  Kewajaran (Fairness).
Memiliki pemahaman yang cerdas berdasarkan  pengetahuan yang dimilikinya dengan baik dan benar.
c.                  Rasa Hormat (Respect).
Memberikan penghargaan  dan santun kepada masyarakat sebagai media untuk selalu dekat dengan masyarakat.
d.                  Kejujuran ( Honesty )
Profil yang jujur, rendah hati  serta  tulus dan ikhlas dalam  setiap melaksanakan tugas
e.                   Initiative ( inisiatif)
Dalam melaksanakan tugasnya tidak terbelenggu oleh rutinitas tetapi selalu mengambil prakarsa lebih awal.
f.                   Welas Asih ( Compassion )
Sikap simpati terhadap siapapun yang memerlukan pertolongan, perlindungan, pengayoman dan pelayanan.
g.                  Keberanian ( Courage )
Nilai dan jiwa yang harus tercermin dalam setiap Polisi untuk menghadapi setiap persoalan.
h.                  Berani gagal ( Dare to fail )
Sikap kesatria seorang pemimpin sangat diperlukan pada saat situasi kritis yang  mungkin orang lain tidak dapat melakukannya.

Selain nilai – nilai  tersebut diatas beberapa hal yang juga dapat dijadikan landasan berfikir dalam kepemimpinan partisipatif apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran dibidang studi kajian paradigma dan dapat digambarkan hal-hal sebagai berikut :

a.                  Organisasi Pembelajaran dan Scenario Learning.
Seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi serta  wawasan yang luas sehingga penyelenggaraan organisasi dapat berjalan efektif.   Selain itu harus mampu mengantisipasi situasi internal dan eksternal sebagai suatu kebutuhan organisasi untuk kepentingan pelayanan yang bersifat  strategis.


b.                  Komparasi paradigma pembangunan .
Seorang pemimpin harus mencermati perkembangan lingkungan strategis dan kreatif dalam memunculkan ide/gagasan terutama apabila dihadapkan kepada tantangan situasional dimana suatu paradigma sudah tidak efektif mengatasi persoalan yang ada di lapangan.   Pimpinan harus mampu  mengganti paradigma lama dengan paradigma baru untuk menjawab tantangan actual, sehingga penyelenggaraan organisasi tidak tertinggal dengan perkembangan lingkungannya.

c.                   Intellectual capital management.
Kepemimpinan akan sangat berpengaruh pada kualitas keputusannya karena hal ini merupakan gambaran atau performance seorang pemimpin. Kualitas keputusan akan sangat dipengaruhi oleh sumber informasi yang diperoleh dan  terlebih dahulu diolah dari beberapa sumber informasi tersebut kemudian dijadikan data.   Data yang baik merupakan salah satu pertimbangan seorang pemimpin untuk mengambil keputusan. Untuk memperoleh  keputusan yang baik seorang pemimpin juga harus memiliki : skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan), capability (kapasitas), authority (kewenangan) serta memiliki kompetensi dan komitmen.

4.                  Implementasi Kepemimpinan Partisipatif pada era Polisi Sipil.

a.         Butir-butir kepemimpinan profesional sebagai Polisi sipil adalah sebagai berikut :
1)         Setiap pemimpin Polri wajib melindungi hak anak buah dan sebaliknya tidak mengurangi hak anak buah.
2)         Setiap pemimpin Polri wajib menempatkan diri sebagai pemangku tanggung jawab dan tidak berperilaku sebagai seorang “Pejabat atau Penguasa”.
3)         Setiap pemimpin Polisi tidak mencampurkan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan keluarga dan kepentingan pribadinya.
4)         Setiap pemimpin Polisi tidak boleh melibatkan anak buahnya mengikuti kesenangan pribadinya pemimpin tersebut, untuk kewajiban.
5)         Setiap pemimpin Polisi wajib memisahkan antara kegiatan profesi dengan kegiatan/acara  sosial yang bukan profesi.
6)         Setiap pemimpin Polisi wajib menjaga  kemandirian dirinya dan keluarganya terhadap perilaku pergaulan masyarakat yang dapat mengintervensi wewenang publik yang melekat pada pimpinan.
7)         Setiap pemimpin Polisi wajib membersihkan hatinya terhadap usaha-usaha terselubung yang menggunakan wewenangnya untuk mengambil keuntungan dari hak anak buah.
8)         Setiap pemimpin Polisi sejati tidak hanya ingin di dengar tetapi juga bersedia mendengar.
9)         Setiap pemimpin menghindari tindakan mengambil alih pekerjaan anak buah yang dinilai salah tetapi lebih baik mengajari bagaimana yang benar.
10)       Setiap pemimpin menghindari tindakan mengambil keputusan saat perasaannya sedang terganggu seperti sedang marah, sedih, dll.
11)       Setiap pemimpin wajib mampu melihat ke depan untuk mengajak anak buahnya membangun institusi menuju hari depan.
12)       Setiap pemimpin Polisi selalu merasa berkewajiban untuk menghadirkan anak buahnya ke tengah masyarakat, memberi dukungan dan tidak menghambat atau mempersulit.
13)       Setiap pemimpin Polisi menghindarkan dirinya dari perasaan sebagai penguasa yang berwenang segalanya dengan mengabaikan sistem administrasi dan manajemen yang berlaku.
14)       Bersikap saling menghormati bukan hanya kewajiban dari bawahan kepada atasan akan tetapi juga atasan kepada bawahan.
15)       Setiap pemimpin harus menjaga perasaan dan tindakannya untuk tidak melampaui hukum, baik hubungannya dengan anak buah maupun masyarakat.
16)       Seorang pemimpin terpanggil untuk menyampaikan penghargaan yang tulus, ikhlas kepada anak buahnya yang telah menunjukan profesionalisme kinerja yang baik.

b.         Bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang-orang lain, guna mengambil langkah-langkah menuju sasaran bersama.   Kepemimpinan partisipatif beberapa unsur pokok sebagai berikut :

1)         Kepemimpinan sebagai suatu proses relasi, sehingga dalam kepemimpinan harus ada atasan dan bawahan.   
2)         Kepemimpinan juga merupakan suatu proses kepemimpinan dari suatu posisi otoritas yang diformalkan kepada proses kepemimpinan.  
3)         Kepemimpinan harus dapat membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan.  
4)         Kepemimpinan sebagai suatu keteladanan atau konsekuensi yang dapat dicontoh oleh bawahan.
5)         Kepemimpinan yang memahami dan melaksanakan sebelas asas kode etik profesi kepolisian.
6)         Kepemimpinan, yang dalam proses pengambilan keputusan  dalam banyak hal melibatkan partisipasi bawahan tidak terpaksa.
7)         Kepemimpinan harus turun tangan bersama-sama dengan bawahan.
8)         Kepemimpinan lapangan selalu hadir di tengah-tengah anak buah di saat bawahan membutuhkan.
9)         Kepemimpinan transparan, membangun kebersamaan dengan bawahan melalui komunikasi.
10)       Kepemimpinan mampu memberikan masukan yang tepat kepada atasan.
11)       Kepemimpinan yang mampu menerima keluhan bawahan dan dapat mencarikan jalan keluar.
12)       Kepemimpinan yang bersedia merasakan bersama pada saat sulit dan senang..



BAB III
PENUTUP

5.                     Kesimpulan.

a.      Paradigma baru Polri adalah terwujudnya Polisi sipil (Civilian Police) sebagai  paradigma sesuai dengan tuntutan masyarakat di era reformasi ini dan relevan  dengan harapan masyarakat serta tepat digunakan saat ini dan yang akan datang.

b.        Model Kepemimpinan Partisipatif pada era Polisi Sipil adalah suatu proses untuk mempengaruhi orang lain dan guna mengambil langkah-langkah menuju sasaran bersama melalui proses kepemimpinan dan otorisasi serta dapat mengajak orang untuk bekerja melalui  kepemimpinan lapangan  dan partisipasi dari bawahan.

c.                   Implementasi Kepemimpinan partispatif dalam era polisi sipil berlandaskan pada nilai – nilai kepribadian dan berorientasi pada Organisasi Pembelajaran dan Scenario Learning, komparasi paradigma pembangunan dan Intellectual capital management

6.                     Rekomendasi.
Bahwa implementasi kepemimpinan partisipatif dapat dikembangkan pada era polisi sipil sebagai paradigma baru karena hal ini merupakan tuntutan organisasi   (internal) yang akan berdampak positif bagi perkembangan Organisasi Polri.